Dari Cengkeh ke Coding Narasi Ekonomi Indonesia

Buku ini bukan laporan statistik. Bukan pula sejarah resmi. Ini adalah narasi ekonomi Indonesia yang ditulis dari mata rakyat—mereka yang memanggul cengkih, menanam padi, membuka warnet, hingga membuat konten dari kamar kos.
“Dari Cengkih ke Coding” menyusuri perjalanan ekonomi Indonesia dari masa rempah dan kolonialisme, melalui era swasembada dan pembangunan Orde Baru, hingga memasuki dunia digital yang digerakkan oleh data, platform, dan ide.
Dengan gaya naratif yang hidup dan reflektif, buku ini menghadirkan tokoh-tokoh seperti Lasa di pelabuhan Tidore, Darman di gudang beras Cipinang, Bayu di warnet pinggiran Jakarta, hingga Bu Siti, pemilik warung kecil yang bersentuhan dengan QRIS dan algoritma. Mereka adalah representasi wajah ekonomi Indonesia yang nyata, yang sering kali luput dari sorotan layar konferensi atau grafik pertumbuhan.
Di tengah semangat startup, platformisasi, dan ekonomi kreator, buku ini justru mengajak kita untuk tidak melupakan akar: bahwa ekonomi adalah soal manusia, martabat, dan masa depan bersama. Bahwa pertumbuhan tanpa keadilan hanyalah kemajuan yang pincang. Dan bahwa transformasi digital yang sejati harus berakar pada sejarah dan berpihak pada keberlanjutan.
“Dari Cengkih ke Coding” adalah undangan untuk berpikir ulang tentang arah ekonomi Indonesia: siapa yang tumbuh, siapa yang tertinggal, dan siapa yang punya kuasa atas masa depan digital bangsa ini.